Santa Agnes
Posted by Unknown at Saturday, 14 January 2017
Santa Agnes adalah seorang santa yang terkenal dan amat populer di kalangan jemaat Kristen kuno. Itulah sebabnya maka namanya tercantum dalam Doa Syukur Agung Misa Kudus. Nama Agnes sendiri berasal dari kata “agnus” yang berarti domba kecil tersayang.
Santa Agnes dilahirkan di kota Roma pada tahun 291 sebagai putri tersayang dari seorang bangsawan Kristen yang saleh. Kedua orangtua Agnes dalam iman akan Kristus tidak pernah melupakan saudara-saudari mereka yang berkekurangan. Sering rumah kediaman mereka yang mirip istana itu dijadikan semacam balai amal bagi orang-orang miskin dan terlantar. Di balik semua karya amal mereka itu, mereka tetap hidup bersahaja. Tidak seperti umumnya bangsawan dan orang-orang kaya zaman itu yang seringkali malah memboros-boroskan harta mereka untuk pesta pora dan memegahkan diri. Bahkan di tengah-tengah bangunan tempat tinggal mereka itu terdapat sebuah ruang khusus tersembunyi yang selalu tersedia untuk Misa Kudus. Mengapa tersembunyi? Karena pada masa itu berkuasalah Kaisar Dioklesianus yang sangat membenci orang-orang yang menganut ajaran Kristus ini. sudah banyak orang Kristen yang ditangkap dan dibunuh hanya karenamereka tidak mau menyangkal agama mereka dan menyembah dewa-dewi bangsa Romawi. Di tengah keluarga dan situasi kerajaan semacam inilah Agnes kecil lahir dan berkembang.
Agnes kecil tumbuh menjadi gadis yang sungguh elok paras wajahnya. Dan di dalam keelokan paras wajah dan juga budi itu terdapatlah iman dan kesetiaan yang luar biasa. Karena kecantikannya yang mempesona, banyaklah pemuda yang tertarik dan berusaha meminangnya. Meskipun demikian, Agnes selalu menolak mereka karena ikrarnya untuk hidup suci murni dan tidak menikah. Hal ini sangat menjengkelkan hati para pemuda itu.
Di antara para pemuda itu terdapat putra dari Gubernur Roma sendiri. Kesombongan dan keinginan untuk mengambil Agnes sebagai istrinya, membuat ia terus-menerus mendesak Agnes. Namun Agnes juga terus-menerus menolaknya, sampai akhirnya, rasa malu dan marah karena terus-menerus ditolak membuat rasa cinta anak gubernur tadi berubah menjadi rasa benci yang mendalam.
Setelah kejadian itu, Agnes diserahkan kembali ke pengadilan. Di sana ia diperintahkan untuk menyembah berhala-berhala bangsa Romawi. Namun dengan ketegaran dan kekuatan yang berasal dari Tuhan, ia menolak dengan tegas dengan memancarkan kesucian yang mengagumkan orang-orang yang menyaksikannya. Sesuai dengan hukum waktu itu, Agnes pun dijatuhi hukuman mati.
Harinya telah tiba. Di tengah lapangan telah tersedia onggokan kayu tempat Agnes akan dibakar hidup-hidup. Orang berduyun-dyun menuju ke tempat itu untuk menyaksikan semuanya. Masuklah Agnes dan berdirilah ia di atas onggokan kayu itu dengan tangan terkatup. Matanya melayang ke langit dan mulutnya tidak pernah berhenti untuk memuji Tuhan.
Api mulai dinyalakan dan semakin lama semakin besar. Panas api terasa sampai ke tempat penonton berdiri. Namun sesuatu yang ajaib terjadi. Seolah-olah muncul hembusan angin kuat yang mengakibatkan nyala api berubah arah membakar orang-orang di sekeliling tempat pembakaran namun sama sekali tidak menyentuh Agnes. Hal ini berlangsung terus sehingga akhirnya api terpaksa dipadamkan. Agnes lalu dimasukkan ke dalam penjara kembali.
Sekali lagi Agnes dihadapkan ke pengadilan dan sekali lagi ia disuruh untuk menyangkal kepercayaannya. Namun ia hanya tersenyum dan berkata, “Tidak ada gunanya bagi tuan untuk terus mendesakku. Hatiku sudah tetap, kepada Tuhanlah aku berbakti dan menyerahkan seluruh hidupku.” Sesudah berkata demikian, ia menengadah ke langit dan berdoa, “Raja segala abad, bukakanlah pintu surga bagiku.”
Habislah kesabaran hakim itu. Lalu ia memberi perintah kepada algojo untuk memenggal Agnes saat itu juga.
Dengan muka bersinar dan tangan menyilang di dada berlututlah Agnes untuk menyerahkan hidupnya itu kepada Tuhan. Badan yang ramping dan berbaju putih itu seolah-olah sudah menyerupai makhluk surgawi.
Dengan tangan gemetar sang algojo mengangkat pedangnya. Namun ia segera ditegur pembesar kota, “Patutkah seorang algojo ditundukkan oleh iba hati?” Terkejut oleh teguran itu, segera ia mengayunkan pedang dan gugurlah bunga yang memancarkan keharuman surgawi dan jatuh ke tanah. Namun kemuliaan surgawi itu sendiri telah menantikannya. Roh Agnes terbang melayang menuju Kekasihnya yang telah membuka tangan untuk menyambutnya. Santa Agnes wafat pada usia 13 tahun.
Pesta Santa Agnes dirayakan pada tanggal 21 Januari dan 28 Januari. Menurut cerita, pada tanggal 28 Januari Santa Agnes menampakkan dirinya kepada orangtuanya di makamnya.
Jenazahnya dimakankan di Jalan Nomentana, Roma. Karena keberanian, kepolosan dan kemurniannya, Agnes dijadikan teladan dan pelindung kaum muda, khususnya para pemudi. Untuk menghormatinya didirikanlah sebuah gereja di atas makamnya.
Seperti digambarkan di depan, Santa Agnes seringkali digambarkan dengan seekor anak domba, yang mau menunjukkan kemurniannya yang menyerupaiu kemurnian anak domba yang baru lahir, dan juga kemurnian cintanya kepada Yesus Kristus, Anak Domba Allah, Penebus dosa manusia.
Agnes, Putri Bangsawan
Santa Agnes dilahirkan di kota Roma pada tahun 291 sebagai putri tersayang dari seorang bangsawan Kristen yang saleh. Kedua orangtua Agnes dalam iman akan Kristus tidak pernah melupakan saudara-saudari mereka yang berkekurangan. Sering rumah kediaman mereka yang mirip istana itu dijadikan semacam balai amal bagi orang-orang miskin dan terlantar. Di balik semua karya amal mereka itu, mereka tetap hidup bersahaja. Tidak seperti umumnya bangsawan dan orang-orang kaya zaman itu yang seringkali malah memboros-boroskan harta mereka untuk pesta pora dan memegahkan diri. Bahkan di tengah-tengah bangunan tempat tinggal mereka itu terdapat sebuah ruang khusus tersembunyi yang selalu tersedia untuk Misa Kudus. Mengapa tersembunyi? Karena pada masa itu berkuasalah Kaisar Dioklesianus yang sangat membenci orang-orang yang menganut ajaran Kristus ini. sudah banyak orang Kristen yang ditangkap dan dibunuh hanya karenamereka tidak mau menyangkal agama mereka dan menyembah dewa-dewi bangsa Romawi. Di tengah keluarga dan situasi kerajaan semacam inilah Agnes kecil lahir dan berkembang.
Agnes, Sang Mempelai Allah
Agnes kecil tumbuh menjadi gadis yang sungguh elok paras wajahnya. Dan di dalam keelokan paras wajah dan juga budi itu terdapatlah iman dan kesetiaan yang luar biasa. Karena kecantikannya yang mempesona, banyaklah pemuda yang tertarik dan berusaha meminangnya. Meskipun demikian, Agnes selalu menolak mereka karena ikrarnya untuk hidup suci murni dan tidak menikah. Hal ini sangat menjengkelkan hati para pemuda itu.
Di antara para pemuda itu terdapat putra dari Gubernur Roma sendiri. Kesombongan dan keinginan untuk mengambil Agnes sebagai istrinya, membuat ia terus-menerus mendesak Agnes. Namun Agnes juga terus-menerus menolaknya, sampai akhirnya, rasa malu dan marah karena terus-menerus ditolak membuat rasa cinta anak gubernur tadi berubah menjadi rasa benci yang mendalam.
Agnes Dihukum Mati
Setelah kejadian itu, Agnes diserahkan kembali ke pengadilan. Di sana ia diperintahkan untuk menyembah berhala-berhala bangsa Romawi. Namun dengan ketegaran dan kekuatan yang berasal dari Tuhan, ia menolak dengan tegas dengan memancarkan kesucian yang mengagumkan orang-orang yang menyaksikannya. Sesuai dengan hukum waktu itu, Agnes pun dijatuhi hukuman mati.
Harinya telah tiba. Di tengah lapangan telah tersedia onggokan kayu tempat Agnes akan dibakar hidup-hidup. Orang berduyun-dyun menuju ke tempat itu untuk menyaksikan semuanya. Masuklah Agnes dan berdirilah ia di atas onggokan kayu itu dengan tangan terkatup. Matanya melayang ke langit dan mulutnya tidak pernah berhenti untuk memuji Tuhan.
Api mulai dinyalakan dan semakin lama semakin besar. Panas api terasa sampai ke tempat penonton berdiri. Namun sesuatu yang ajaib terjadi. Seolah-olah muncul hembusan angin kuat yang mengakibatkan nyala api berubah arah membakar orang-orang di sekeliling tempat pembakaran namun sama sekali tidak menyentuh Agnes. Hal ini berlangsung terus sehingga akhirnya api terpaksa dipadamkan. Agnes lalu dimasukkan ke dalam penjara kembali.
Sekali lagi Agnes dihadapkan ke pengadilan dan sekali lagi ia disuruh untuk menyangkal kepercayaannya. Namun ia hanya tersenyum dan berkata, “Tidak ada gunanya bagi tuan untuk terus mendesakku. Hatiku sudah tetap, kepada Tuhanlah aku berbakti dan menyerahkan seluruh hidupku.” Sesudah berkata demikian, ia menengadah ke langit dan berdoa, “Raja segala abad, bukakanlah pintu surga bagiku.”
Habislah kesabaran hakim itu. Lalu ia memberi perintah kepada algojo untuk memenggal Agnes saat itu juga.
Dengan muka bersinar dan tangan menyilang di dada berlututlah Agnes untuk menyerahkan hidupnya itu kepada Tuhan. Badan yang ramping dan berbaju putih itu seolah-olah sudah menyerupai makhluk surgawi.
Dengan tangan gemetar sang algojo mengangkat pedangnya. Namun ia segera ditegur pembesar kota, “Patutkah seorang algojo ditundukkan oleh iba hati?” Terkejut oleh teguran itu, segera ia mengayunkan pedang dan gugurlah bunga yang memancarkan keharuman surgawi dan jatuh ke tanah. Namun kemuliaan surgawi itu sendiri telah menantikannya. Roh Agnes terbang melayang menuju Kekasihnya yang telah membuka tangan untuk menyambutnya. Santa Agnes wafat pada usia 13 tahun.
Pesta Santa Agnes dirayakan pada tanggal 21 Januari dan 28 Januari. Menurut cerita, pada tanggal 28 Januari Santa Agnes menampakkan dirinya kepada orangtuanya di makamnya.
Jenazahnya dimakankan di Jalan Nomentana, Roma. Karena keberanian, kepolosan dan kemurniannya, Agnes dijadikan teladan dan pelindung kaum muda, khususnya para pemudi. Untuk menghormatinya didirikanlah sebuah gereja di atas makamnya.
Seperti digambarkan di depan, Santa Agnes seringkali digambarkan dengan seekor anak domba, yang mau menunjukkan kemurniannya yang menyerupaiu kemurnian anak domba yang baru lahir, dan juga kemurnian cintanya kepada Yesus Kristus, Anak Domba Allah, Penebus dosa manusia.
0 komentar: