Latest News :

Natal

Posted by at Saturday 31 December 2016

 


LATAR BELAKANG

Natal yang setiap tahun dirayakan oleh umat Nasrani di seluruh dunia adalah untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus ke dunia. KelahiranNya yang merupakan berkah bagi umat manusia di dunia ini diyakini untuk menebus dosa-dosa manusia setelah kejatuhan manusia pertama dalam dosa. Namun,peringatan kelahiran Yesus Kristus di abad modern ini kalau dicermati mengalami penggerusan makna,dimana semakin lama terlihat hura-huranya serta kemewahannya katimbang arti peringatan itu sendiri.
Oleh karenanya, pada makalah ini penulis ingin membahas lebih dalam mengenai “ MAKNA PERAYAAN NATAL BAGI UMAT KRISTIANI “

ARTI KATA NATAL

Kata “natal” berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir). Dahulu juga dipakai istilah Melayu-Arab Maulid atau Milad. Pada negara-negara yang berbahasa Arab, hari raya ini disebut dengan Idul Milad. Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti Misa Kristus. Christmas biasa pula ditulis Χ'mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho.
Dalam Alkitab bahasa Indonesia sendiri tidak dijumpai kata "Natal", yang ada hanya kelahiran Yesus.

 SEJARAH NATAL

Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab (lihat Maleakhi 4:2; Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10).

Ada pendapat yang berkata bahwa tanggal 25 Desember bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus. Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya di padang rumput. (Lukas 2:8). Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi. Para pendukung tanggal kelahiran bulan Desember berpendapat meski musim dingin, domba-domba tetap tinggal di kandangnya di padang rumput dan tetap dijaga oleh gembala, dan meski tidak ada rumput, padang rumput tetaplah disebut padang rumput.

Ada juga pendapat yang berkata bahwa perayaan Natal bersumber dari tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin (winter solstice) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, atas dorongan dari kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama. Namun pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja di Roma menyatakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember.

Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal karena dianggap berasal dari tradisi kafir Romawi, yaitu aliran Gereja Yesus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Baptis Hari Ketujuh, Perserikatan Gereja Tuhan, kaum Yahudi Mesianik, dan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia. Saksi-Saksi Yehuwa juga tidak merayakan Natal.

Ada sejumlah naskah kuno yang mencatat bahwa Yesus ditempatkan di rahim Maria tanggal 25 Desember.[3] Penafsiran Kitab Hagai mengindikasikan tanggal itu merupakan tanggal datangnya Yesus ke dalam rahim Maria, yaitu Hagai 2:18-20:“ Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat! ”
Tanggal 24 bulan ke-9 (Kislev) dalam kalender Yahudi jatuh sekitar tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian.

Meskipun kapan Hari Natal jatuh masih menjadi perdebatan, agama Kristen pada umumnya sepakat untuk menetapkan Hari Natal jatuh setiap tanggal 25 Desember dalam Kalender Gregorian ini didasari atas kesadaran bahwa penetapan hari raya liturgis lain seperti Paskah dan Jumat Agung tidak didapat dengan pendekatan tanggal pasti namun hanya berupa penyelenggaraan kembali acara-acara tersebut dalam satu tahun liturgi, yang bukan mementingkan ketepatan tanggalnya namun esensi atau inti dari setiap peringatan tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari.

Makna Natal

Natal, tidak lain adalah peringatan hari kelahiran Kristus, Tuhan sebagai Juruselamat umat manusia ke dalam dunia ini. Namun sayang sekali, ditengah kemeriahan dan keramaian menyambut hari Natal tersebut, banyak orang yang tidak mengerti dan kehilangan makna Natal yang sesungguhnya.
Pada saat ini makna Natal sudah sangat dikaburkan oleh sekularisme. Natal tidak lagi menjadi milik umat Kristen semata- mata, Natal telah menjadi milik dunia! Oleh karena itu, kita perlu menemukan makna Natal yang sebenarnya, bagaikan menemukan kembali bayi Yesus di tengah tumpukan 1001 macam hadiah Natal.
 
Setelah lebih dari dua ribu tahun, kesyahduan malam Natal telah diganti dengan hiruk pikuknya "Christmas Sale" dan pesta pora sambil bermabuk-mabukan, sehingga mengakibatkan tidak sedikit korban kecelakaan di jalan raya karena ulah pengendara mobil yang mabuk.

Lagu "Malam Kudus" telah dicampur dengan "Jingle Bells" dan "White Christmas"-nya Bing Crosby. Kandang sederhana di Betlehem telah dicampur dengan "Christmas Holiday Show" di hotel-hotel mewah Las Vegas atau pelayaran mewah "Caribbean Holiday Cruise".

Para gembala serta malaikat telah dicampur dengan "Power Ranger" serta berbagai mainan plastik dan elektronik lainnya. Figur Yusuf dan Maria telah dicampur dengan Santa Claus berikut sekarung kadonya untuk anak-anak yang "baik". Hingga mereka tidak tahu lagi apakah yang empunya Natal itu si kakek gendut berjanggut dan berbaju merah atau Kristus Sang Penebus umat manusia dan dunia yang berdosa ini!

Saudara pembaca yang dikasihi Tuhan, mari kita kembali temukan arti Natal yang sesungguhnya. Kelahiran Kristus ke dalam dunia ini adalah untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, bukan untuk dirayakan dengan pesta pora dan kesenangan duniawi seperti dilakukan oleh mereka yang tidak memahami arti Natal yang benar. 

Sambutlah Natal dengan hati yang terbuka untuk kehadiran Sang Juruselamat dalam hidupmu dan rayakan kelahiranNya dalam kesederhanaan dan dengan pengertian yang sesungguhnya. “Selamat Hari Natal.” Immanuel, Allah beserta kita. (PHM)

Doa: Terima kasih Tuhan Yesus untuk kelahiranMu ke dalam dunia ini. Biarlah kami selalu menyadari makna hari kelahiranMu dengan benar. Amin.

Share this Post :

0 komentar:

Powered by Blogger.

About Me

Followers